Di balik munculnya MRT, ternyata ada sosok perempuan brilian dan tangguh. Posisinya di proyek tersebut, juga tak main-main dan menunjukkan kecerdasannya. Mari kita berkenalan dengan Silvia Halim, Direktur Konstruksi MRT Jakarta.
1. Menuntut ilmu di Singapura, Silvia mengambil konsentrasi engineering. Baginya, bidang ini general & bukan dominasi cowok saja
Sejak awal berkuliah, ia sering sekali mendapat pertanyaan, "Kenapa mau? Apakah yakin bisa menekuni bidang ini?". Tapi ia tak gentar karena hal itulah hasratnya. "Civil engineering adalah sebuah ilmu yang saya suka pelajari, yang telah membawa saya pada sebuah pekerjaan di mana saya bisa berkarya, saya bisa melayani, serta membuat perbedaan bagi orang lain," ungkapnya dalam salah satu unggahan Instagram miliknya.
2. Setelah bolak-balik mengurusi masalah konstruksi di negeri Singa, ia memberanikan diri melamar dalam proyek MRT Jakarta
Di tengah perjalanan kariernya, ia pernah menghadapi situasi dan realita di mana rekan kerja laki-lakinya yang seangkatan, lebih beruntung. Karena rekannya itu seorang laki-laki, dengan wajib militer yang dialami, maka masa kerjanya dianggap lebih dan dapat dipromosikan terlebih dahulu.
"Kondisi-kondisi ini, semakin membuat saya termotivasi untuk membuktikan bahwa mereka salah. Sejak awal, tidak pernah saya merasa bahwa dunia konstruksi adalah dunia laki-laki dan saya sebagai sebagai perempuan tidak bisa menekuni bidang itu," tandasnya.
Meski portofolionya bagus, ia tetap menjadi pribadi rendah hati. Keberadaannya di proyek MRT Jakarta saja, lantaran ia melamarkan diri. Ia tidak tahu level apa yang ditawarkan dan berapa gajinya. Selanjutnya, ia mengikuti diskusi serta beberapa tahapan interview. Barulah ia dipercaya dalam posisi yang sekarang. Mengetahui gajinya mengecil cukup banyak pun, tidak mengurungkan semangatnya. Keren ya?
3. Bukan cuma kemampuan yang mumpuni, perempuan ini juga memiliki kepemimpinan yang diakui tim kerjanya sangat baik
Silvia menekankan semangat, passion, resilience, persistence, curiosity, conviction, idealism, dan strong teamwork. Menurutnya, itu yang membuat ia dan tim memiliki apa yang diperlukan masyarakat dan bisa mewujudkannya.
4. Silvia mengajarkan semua orang, khususnya perempuan agar tak sungkan mengeluarkan pendapat & menghargai usul yang disampaikan
"Saya percaya bahwa kita perlu untuk berhenti mendefinisikan apa yang seharusnya dan tidak seharusnya untuk seorang perempuan. Berhenti mengkotak-kotakkan dan membatasi diri kita," pesannya.
5. Uniknya, ia sempat pantang kembali ke Jakarta. Tapi dengan tujuan yang mulia, ia pulang & buktikan karyanya berguna untuk sesama
Kini, proyeknya sudah dapat dirasakan orang banyak. Semua orang berlomba-lomba merasakan fasilitas baru yang digadang-gadang memecah kemacetan tersebut. Dalam hati, tentunya Silvia senang banyak orang yang terbantu dengan karyanya.
Sekali lagi, ada pesan positif dari sosok brilian dan tangguh ini. "Mulailah jalani cita-cita kita dan biarkan saudara-saudara (perempuan) kita untuk berkembang tanpa terhambat dengan batasan-batasan itu, sehingga kita dapat menjadi siapa pun yang kita inginkan dan menjadi diri kita yang terbaik," sarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar