Jumat, 12 April 2019

Begini Audrey Kenal Para Pelaku Kasus Pemukulan Bergilir di Pontianak


LB89.COM - Hebohnya #JusticeforAudrey dalam kasus dugaan pemukulan bergilir yang dialami oleh Audrey (14) menyimpan sejumlah teka-teki.


Apakah siswi SMP tersebut punya kedekatan dengan kakak-kakak kelasnya, yaitu pelaku anak SMA?
Pasalnya, jejak digital menunjukkan sejumlah foto kebersamaan Audrey dan teman-temannya yang terlihat kompak. Lantas, bagaimana “pertemanan” dan “perkelahian” itu berawal?

“Sebelumnya memang saya dengan Audrey adalah teman satu kumpulan, teman main sama-sama," jelas pelaku tersebut saat menggelar preskon pada Kamis (11/4/2019) di kantor kepolisian Pontianak.
Pelaku yang terlibat antara lain, tiga pelaku utama dan 4 lainnya sebagai pelaku pembantu. Masing-masing telah menyatakan kesaksiannya kepada pihak berwajib dan sejumlah wartawan di Pontianak.
Setelah ditelisik, lingkar pertemanan Audrey dan para pelaku masuk melalui sosok yang disebut sebagai  kakak sepupu Audrey.

Pertemanan yang terjalin juga sudah beberapa tahun sejak mereka masih di sekolah menengah pertama. Dan perkenalan itu dimulai dari temannya teman pelaku. Waw!
"Awalnya saya mempunyai teman dan teman saya itu kenal kakak sepupu Audrey, dan sampai saya dikenalkannya ke Audrey," terang pelaku.

Setelah beberapa lama saling mengenal, ada persinggungan antara Audrey dan pelaku sehingga kejadian itu terjadi di Akhir Maret 2019 lalu.

"Karena emang Audrey emang punya masalah pada teman saya, iya cuma saya yang kenal Audrey, tetapi dia kenal teman saya bernama C," ungkap pelaku di hadapan media.
Dalam keterangannya, pelaku juga menjelaskan bahwa pertemanan mereka dengan sesama pelaku lain tidak ada dalam kelompok atau geng.-gengan
"Nggak sama sekali saya punya geng, dan kita memang sudah kenal sejak SMP," tegasnya.
Hanya saja, Audrey kadang ikut campur urusan yang seharusnya bukan masuk ke dalam urusannya.
Sebelumnya dari pernyataan dari kepolisian serta sejumlah temuan yang didapat dianggap menjadi kejanggalan tersendiri dalam kasus Audrey ini.

Sejumlah temuan yang dianggap ganjil ini kemudian diposting oleh seorang pengguna Instagram yang kemudian dibagikan oleh akun @audreyjugabersalah lewat Instagram Story.
Ada 8 poin kejanggalan yang diungkapkan dalam postingan tersebut.
Mulai dari kasus Audrey yang viral karena seseorang yang bukan siapa-siapa Audrey mengunggahnya di Twitter. Padahal pihak keluarganya baru melaporkan kasus tersebut seminggu setelahnya.
Kemudian temuan mengenai Audrey yang memiliki 2 akun Facebook, di mana salah satunya sudah dihapus. Dalam akun tersebut dikabarkan Audrey sering mengungkapkan kata-kata yang kelewat kasar dan vulgar.
Pernyataan dari kepolisian mengenai hasil visum terhadap Audrey pun juga dimasukan. Dari hasil visum, tak ditemukan luka-luka serius pada tubuh Audrey. Termasuk klaim sebelumnya mengenai alat vital Audrey sengaja dirusak, ternyata tak tampak luka robek atau memar.

Meski terduga pelaku juga bersalah, namun temuan ini membuat sebagian masyarakat menganggap bahwa Audrey juga bersalah terkait kasus ini.
Sebelumnya kasus dugaan pemukulan bergilir yang dialami Audrey (14) telah melewati tahap klarifikasi dari para pelakunya.

Kasus ini telah ditangani oleh pihak kepolisian Pontianak dengan mendatangkan para pelaku dan saksi-saksi untuk memberikan keterengan masing-masing.
Pasalnya, selama ini pemberitaan yang tersebar, sumbernya hanya dari satu sisi dan lebih banyak mengedepankan asumsi.

Untuk itu, pengakuan terbaru beberapa pelaku dugaan pemukulan bergilir ini terus mengutarakan jawaban mereka agar teka-teki informasi lebih dimengerti lagi.

Pertama soal “alasan pemukulan” Audrey. Dari penuturan salah satu pelaku, menjelaskan bahwa masalah yang dialami olehnya bukan masalah asmara seperti yang banyak diberitakan.
"Di sini masalah saya dengan Audrey menyangkut masalah almarhum bapak saya,” terang pelaku dikutip HAI dari Tribun Timur, Jumat (12/4/2019).
Dijelaskan oleh pelaku juga, Audrey diduga pernah mencampuri urusan pribadi keluarganya.
"Terus di sini yang membuat saya sakit hati dengan Audrey adalah dia mengikutcampurkan urusan pribadi saya ini," katanya dengan suara bergetar.

"Terus saya merasa terancam di DM (Instagram), di WA dan segala yang terkait dengan saya, saya diancam," ungkap pelaku di balik masker yang menutup wajahnya itu.
Berdasarkan penuturannya pula, pelaku mengaku tidak akan melakukan pengeroyokan jika Audrey tidak bertindak seperti yang tadi diceritakan.
"Di sini saya juga meyakini kalau Audrey tidak membuat omongan seperti ini atau mencampuri urusan saya, saya tidak akan pernah melakukan hal ini," jelasnya.
"Saya juga kesal dengan perilaku saya, sampai saya juga tidak bisa mengendalikan emosi saya," tambahnya lagi.

Setelah menjelaskan awal kronologi permasalahannya dengan Audrey, pelaku lain yang namanya juga dirahasikan ini menegaskan bahwa masalah yang menyebabkan pengeroyokan bukan karena cowok kakak sepupu atau omongan mantan seperti yang sebelumnya diberitakan banyak media.
"Saya juga (ada) masalah saya dengan Audrey, tapi juga bukan masalah cowok," tegas pelajar SMA bertudung tersebut.

Dikatakan oleh pelaku, dirinya sudah sejak lama menyimpan rasa sakit hati terhadap Audrey.
"Emang ini masalahnya udah lama tetapi saya memang sakit hatinya masih terasa, sampai almarhum (Ayah) masih ada pun juga bapak saya juga pernah bilang 'sudah diamkan saja'," cerita pelaku lagi getir.

"Tapi sebagai anak ya pasti ya di mana pun namanya orang tua pasti tetap menjaga, tapi sebagai anak (saya) juga sakit hati terhadap omongan Audrey ini," tambahnya.
Lebih lanjut, pelaku yang masih di bawah umur tersebut mengungkapkan bahwa awal rasa sakit hatinya terjadi karena omongan kasar Audrey.

"Yang saya ingat, dia ikut mencampuri urusan utang piutang kami, mamak saya dibilang memang suka pinjam uang," terangnya lagi memushi kelakuan buruk Audrey.

Dari pengakuan para pelaku pemukulan bergilir itu, ditemukan juga adanya bukti-bukti digital bahwa status Audrey di media sosial kerap melontarkan omongan kasar.
Namun bagaimana pun kejadian ini, posisi Audrey adalah korban daripada pemukulan kakak-kakak kelasnya yang kebetulan masih remaja.

Soal mana yang harus diadili lebih dulu, apakah Audrey yang dibully dengan fisik atau para pelaku yang dibully secara verbal? Kita serahkan ke pihak yang berwajib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar