Selasa, 29 September 2015

Walau Rupiah Tembus Rp14.800, BI Tak Agresif Intervensi Pasar


JAKARTA - Bank Indonesia (BI) tidak ingin terlalu agresif dalam mengintervensi pasar valuta asing (valas) untuk menjaga nilai tukar Rupiah, dengan menggunakan cadangan devisa. Pasalnya, tren depresiasi Rupiah yang terjadi sekarang ini belum bisa ditentukan kapan berapa lama.

Deputi Gubernur BI Hendar mengatakan, dalam melakukan intervensi dengan menggunakan cadangan devisa harus dilakukan secara berhati-hati dan terukur. Tujuannya agar Rupiah tidak semakin melemah terlalu cepat.
"Karena, kami belum tahu kapan (pelemahan) ini berakhir. Kalau kita berlari cepat, takutnya nafas kami habis. Kami menahan Rupiah agar tidak melemah dengan cepat," ujar Hendar di Gedung DPD Jakarta, Senin (28/9/2015).

Hendar menjelaskan, berdasarkan data Januari-September 2014 dana asing yang masuk mencapai Rp170 triliun. Sedangkan dalam periode yang sama di tahun ini hanya sekira Rp43 triliun. "Ekspor masih perlu diperbaiki. Kalau dari sisi demand, dipengaruhi utang dan impor yang besar," imbuh dia.
Menurutnya, pergerakan nilai tukar sekarang sudah undervalued. Mengingat sentimen perekonomian dalam negeri, khususnya dominasi permasalahan global yang sangat kuat.
"Mungkin harus melihatnya relatif terhadap yang lain. Kita concern lakukan yang maksimal, tentu besok kita lihat juga kebijakan-kebijakan yang bersamaan dengan pemerintah akan disampaikan," tukasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar