Selasa, 12 Januari 2016
Pesan Damai Warga India-Pakistan untuk Narendra Modi
NEW DELHI - Sepekan terakhir, warga India dan Pakistan saling tukar pesan damai di media sosial Facebook (FB) mereka. Pesan itu ditujukan kepada pemimpin negara masing-masing, yakni Perdana Menteri India ke-15 Narendra Modi dan Presiden Pakistan Mamnun Hussain.
“Untuk para petinggi negara, jangan biarkan beberapa aksi kekerasan dari segelintir orang menentukan masa depan banyak orang, seperti saya, yang menginginkan perdamaian. #BunuhTerorismeBukanBicara #ProfilPerdamaian,” demikian isi pesan mereka, sebagaimana dikutip dari Mashable, Selasa (12/1/2016).
Pesan perdamaian ini sebenarnya dimulai oleh seorang pembuat film asal Mumbai Ram Subramanian pada Oktober 2015. Namun pesannya dipopulerkan ulang oleh seorang pengguna FB bernama Aman Ki Asha.
Kampanye damai ini segera mendapat banyak umpan balik. Para partisipan dari berbagai kalangan dan rentang usia, berfoto selfie sambil memegang selembar kertas berisikan pesan tersebut di atas.
Mereka menuntut Narendra Modi segera mengadakan perundingan damai dan melaksanakannya. Bukan hanya sekadar bicara. Para netizen dari kedua negara yang bertikai juga mendesak pemerintah untuk menghentikan serangan di pangkalan angkatan laut India di Pathankot.
“Ini (perang) terjadi setiap waktu. Kita selalu bicara soal perdamaian dan pelenyapan teroris secara ajaib. Kemudian mulai saling menyalahkan. Ketika saya melihat para pemimpin kami bertengkar mengenai kepemilikan teroris, saya melihat dua orang pria dewasa yang sebenarnya bertetangga, adu mulut hanya karena beberapa tikus dari rumah mereka saling melompati pagar pembatas dari satu sisi ke sisi lainnya,” terang Ram dalam posting di laman Facebook-nya pada 6 Januari 2015.
“Saya tidak mengerti, mengapa kedua pria dewas ini tidak paham bahwa yang mereka butuhkan adalah duduk bersama untuk menangani permasalahan tersebut,” tambahnya.
Menurut Ram, itulah yang seharusnya orang-orang cerdas lakukan, dibanding terus menerus berkutat pada perbedaan yang ada di antara mereka. Terkait aksinya tersebut, hingga kini belum ada tanggapan dari pemerintah.
“Sudah terlalu lama kita menyaksikan pemimpin kita gagal membimbing kita (kepada perdamaian), malah membiarkan situasi buruk dan berbagai insiden mengatur kita,” sindirnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar