CALIFORNIA – Perusahaan besar teknologi seperti Apple, Samsung, Sony, dan Microsoft dituding memanfaatkan buruh anak.
Ini berdasarkan hasi investigasi yang dilakukan organisasi hak asasi manusia Amnesty International dan African Resource Watch. Mereka mengklaim, anak-anak dari usia tujuh ke atas, terlibat dalam pertambangan kobalt di Democratic Republic of Congo (DRC) yang akhirnya digunakan ke dalam elektronik membuat Apple, Samsung, dan Volkswagen.
DRC menghasilkan setidaknya 50 persen dari kobalt dunia, yang digunakan dalam baterai lithium. Amnesty menghubungkan titik-titik untuk menunjukkan, kobalt ditambang atau didukung oleh pekerja anak, yang dijual kepada anak perusahaan mineral terbesar China Huayou Cobalt.
Dokumen investor menunjukkan, olahan kobalt dijual ke produsen komponen baterai di China dan Korea Selatan, yang akhirnya menjual baterai ke Apple, Microsoft, Samsung, Sony, Daimler, dan Volkswagen.
Berdasarkan laporan, “Hanya satu perusahaan yang mengakui koneksi, empat lainnya tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah mereka membeli kobalt dari DRC atau Huayou Cobalt.”
Enam perusahaan termasuk Sony mengatakan mereka sedang menyelidiki pernyataan. Lima membantah hubungan dengan Huayou Cobalt, meskipun mereka terdaftar sebagai pelanggan dalam dokumen perusahaan. Sementara dua perusahaan multinasional membantah sumber kobalt dari DRC sama sekali.
Apple dan Samsung telah membantah pernyataan, mengatakan mereka ketat mengaudit pemasok lokal mereka, dan tidak mentolerir pekerja anak di setiap tingkat rantai pesokan.
Director of corporate communication Sony di Eropa Daichi Yamafuji mengatakan, “Kami menanggapi masalah ini dengan serius dan mengadakan penyelidikan. Sejauh ini, kami belum menemukan hasil yang jelas bahwa produk kami mengandung kobalt yang berasal dari Katanga di DRC.
Menurut Amnesty, tidak ada perusahaan yang mampu memberikan verifikasi memuaskan dari mana datangnya kobalt dalam baterai mereka. Setidaknya terdapat 40 perbedaan jenis mineral dan metal digunakan untuk memproduksi smartphone. Demikian sebagaimana diberitakan Telegraph, Rabu (20/1/2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar